2 tahun sebelum The Flash 5 x 17,
tepatnya adegan dimana Harrison Wells (versi jahat) memperlihatkan kalau alam
semesta mempunyai DNA-nya sendiri, bisa diatur sesuai keinginan sendiri. Gue udah
ngga asing lagi dengan konsep ini.
Awalnya salah satu guru gue, Kang
Wija. Waktu itu ngumpulin murid – muridnya yang ada di ring 1. (gaya banget
gue). Waktu itu beliau dengan “visionnya” ngeprediksi jodoh dan karier kami di
masa depan. Sebenernya ini bukan pertama kalinya beliau “demo” yang model
beginian. Dulu tahun 2009, pas zamannya teror bom kuningan, prediksi beliau
tentang pergerakan teroris sama persis pas penangkapan yang dilakuin polisi.
Waktu itu gue ngga berminat buat kepo
caranya (aslinya sih karena gue ngga ngerti waktu itu ahaha), sekarang setelah
usia 20an. Gue mencoba mem-breakdown, caranya. Walaupun gue yakin, apa yang
beliau pake pasti beda.
Usut punya usut, Bener apa yang
Harrison Wells bilang, kalau takdir alam semesta itu ibarat DNA. Yang namanya
DNA bisa di otak atik (rekayasa genetik). Kalau gue nyebutnya, algoritma. Yap,
algoritma dalam pemograman. Artinya ada variabel – variabel yang di hitung di
dalamnya.
DNA Alam Semesta menurut Harrison Wells |
Kalau takdir itu ada 4 (hidup,
rezeki, jodoh, mati), maka dari hidup sampai mati bisa kita bilang 4/4 atau 1.
Berarti kalau pengen ngotak – ngatik jalannya rezeki, 2/4. Karena hidup +
rezeki. Kalau pengen ditambah jodoh, berarti 3 / 4. Baru ke sananya ditambah
dan di kali variabel – variabel pendukung (untuk variabelnya gue belum bisa
share di sini :D).
Anggap ada variabel ‘B’. Kita
ingin nge-set jalan masa depan seseorang, 5 tahun ke depan. Kalau di tengah
jalan variabel ‘B’ berubah jadi ‘C’, otomatis nilai akhirnya juga bakal beda.
Apa ini ada unsur psikologi habbit / kebiasaan juga ? betul.
Gue menguji teori ini secara
kecil – kecilan, berhasil. Hingga akhirnya gue mencoba untuk besarnya. Gue
manfaatin temen gue yang inisialnya ‘R’, sorry bro If you read about this haha.
Jadi gue ngecomblangin dia sama anak salah satu guru silat, inisialnya ‘R’ juga
haha.
Berhasil, akhirnya mereka jadian.
Waktu itu gue, apa yang gue rencanain berhasil. Dengan jadiannya temen gue, apa
yang gue inginin mulai datang perlahan. Hingga akhir Desember 2018 kemarin, gue
merasakan ada yang berubah dengan salah satu takdir gue. Sebenernya gue udah
curiga kalau ada masalah dihubungan temen gue itu. Cuman waktu itu gue susah
ketemu sama dia buat nanya kepastiannya, karena masing – masing dari kita punya
kesibukan.
Puncaknya gue sadar, ada yang
rubah dari masa depan gue adalah pada tanggal 2 Februari, gue nonton konser
nidji sama salah satu cewek yang gue ngga sangka dibalik kalemnya dia, ternyata
sengklek. Yang berhasil ngebuat gue takjub, amaze sama dunia dia.
Dimana dia
bisa sabar narik gue dari dunia kegelapan. Ya kadang – kadang, gue ketarik
balik haha. Kalau kamu baca ini, percaya aku lagi berjuang buat 100% keluar
dari sisi kegelapan J).
Dari sini, ini yang disebut coincident. Atau kebetulan. Ngga ada
ilmu pasti (saat present) tentang kebetulan. Kebetulan cuma bisa di break-down
setelah kebetulan itu terjadi.
Bro ‘R’, gue terima kasih lu udah
putus sama si ‘R’. Kalau lu ngga putus, mungkin sekarang gue masih belum nemu
cewek cantik, suaranya bikin gue addict, apalagi kalau dia bilang ‘diem bisyik’,
sumpah gue rela itu direkam terus di jadiin ringtone Hp :v.
Terima kasih juga semesta. Membuatku
tidak pernah berhenti terkejut dan bersyukur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar